Agen Pulsa Termurah terlengkap untuk semua wilayah Indonesia

Web Promosi Mitra Metro Pulsa dot Net

Selasa, 11 September 2012

Perbedaan Ibadah Syari’ah Dan Ibadah Hakikat


Ibadah merupakan sarana kita untuk megabdi kepada Allah SWT. Sedangkan syari’at dan hakikat merupakan sarana kita untuk melakukan ibadah.
Ibadah yang kebanyakan dilakukan orang adalah ibadah syari’ah , sedangkan ibadah hakikat hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai ilmu hikmah fil qolbi dan hanya sedikit orang yang mamilikinya.
Lebih jelasnya, ibadah syari’at adalah ibadah yang diperagakan secara lahiriyah dengan gerakan jasmani dan gerakan lidah(baik disuarakan atau tidak), yang dilakukan menurut petunjuk-petunjuk formal, baik yang terdapat dan terambil secara harfiah dari ayat-ayat al-Qur’an dan hadits maupun dari kitab-kitab para ulama’. Ciri utama dari ibadah syari’ah adalah mudah di pelajari melalui apa saja  walau tanpa guru pembimbing.
Fungsi ibadah syari’at : dapat menciptakan suasana keseragaman ibadah kaum muslimin secara lahireiyah kepada Allah SWT., yang sekaligus mengikat persaudaraan diantara mereka semua atas prinsip persatuan dan kesatuan. Dikatakan juga ibadah syari’ah merupakan Zakatnya tubuh jasmani yang kita miliki, demi kebersihan dan kesuciannya.
Sedangkan ibadah hakikat  adalah ibadah yang dilakulkan dengan gaya bathin yang menghunjam ke dalam lubuk hati untuk hadir dan menghubungkan diri secara hakiki kehadirat Allah SWT melalui Jiwa. Ibadah hakikat itu menjiwai ibadah syari’at, atau merupakan isi daripada ibadah syari’at.
Ibadah hakikat hanya bisa dipelajari melalui bimbingan guru, dan tidak bisa dipelajari hanya dengan membaca buku atau mencontoh saja.
Ibadah syari’at dan hakikat ibarat kulit dan isi, syari’at tanpa hakekat adalah hampa, sedang hakekat tanpa syari’at adalah telanjang.
Kedua ibadah ini MUTLAK dilakukan setiap muslim, namun tidak seorangpun mampu melakukan kedua ibadah tersebut dengan serempak  tanpa pengalaman ilmu fil qalbi yang memotivasi pengalaman perjuangan lahir batin/jasmani rohani yang hanya bisa didapat melalui bimbingan seorang guru yang ahli dibidang ini. 
Perumpamaannya, kalau kita hanya melakukan ibadah secara syari’ah saja, ibarat kita dipanggil Raja, tapi yang hadir hanya pakaian kita saja, tentu saja Sang Raja tidak akan memberikan sesuatu kepada kita. Dan lebih parah lagi, kalu kita beribadah secara hakikat saja, ibarat kita menghadap sang Raja tanpa busana (telanjang), tentu ini merupakan penghinaan bagi Sang Raja.
Jadi ibadah syari’ah dan hakikat itu harus dilakukan secara bersamaan.
Syari’ah bisa dipelajari melalui sekolah-sekolah formal atau buku-buku pelajaran  keagamaan, seperti  tata cara melakukan sholat, berwudlu dan lainsebagainya.
Sedangkan hakitat itu hanya bisa dipelajari melalui guru yang memberikan bimbingan kerohaniahan isalam.
Share:

Ads

Copyright © 2017 Surya Jateng | Metro Pulsa | Metro Reload Design by ronangelo and NewBloggerThemes.com